Berbagi Kamus Gratis untuk Anak Papua

Berbagi Kamus Gratis untuk Anak Papua

Infogratisdunia.web.id – Limabelasan anak PAUD dan sekolah dasar membentuk lingkaran. Tangan dan kaki mereka bergerak ke kanan dan ke kiri, bergoyang mengikuti arahan Kaka Pendeta Naomi yang memberi aba-aba, mengajak anak-anak bernyanyi dan bergoyang dalam lantunan lagu berbahasa inggris.

Up and down, and shake-shake…

Shake to the left dan shake to the right…

You and I, and shake-shake

Up and down, and shake-shake…

Anak-anak tanpa seragam formal itu pun bergembira, tertawa dan saling menggoda satu sama lainnya.

Kumpulan anak-anak ini bukan di sekolah, mereka berada di lantai 3 gedung Pasar Mama-mama Papua, pasar yang dikhususkan untuk pedagang asli Papua yang mayoritas ditempati mama Papua berjualan hasil kebunnya.

Pedagang di pasar itu bebas mengajak anaknya ke pasar, tempat berjualan. Namun setibanya di pasar, sang anak harus berpisah dengan sang mama yang memiliki tempat sendiri di lantai 3 gedung pasar yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu.

Lantai 3 di gedung itu memang diperuntukkan bagi anak-anak Papua untuk belajar, bermain atupun istirahat, sambil menunggu orangtuanya mencari nafkah. Ada 30-an relawan yang mengajarkan anak-anak belajar dan bernyanyi dengan membentuk kelompok belajar.

Sementara total anak-anak yang biasa hilir mudik di lantai 3 berkisar 300-an anak yang hampir 99% adalah anak asli Papua.

“Setiap hari kami belajar, palingan anak yang datang ada 20-50-an anak. Tidak menentu. Kadang hanya mereka bermain, ada yang mau membaca buku atau ada yang mengerjakan PR dari sekolahnya. Semua kami bantu disini,” kata Pendeta Naomi Selan, selaku Penanggung Jawab Bimbingan Belajar anak-anak di pasar Mama Papua.

Pendeta Naomi dan relawan lainnya memiliki keingin besar untuk anak-anak Papua. Walaupun ide ini dianggapnya sebagai ide gila, namun ia yakin semua dapat terwujud dengan kemauan keras dan dukungan berbagai pihak.

Ide yang akan diterapkannya adalah mulai Agustus nanti, lokasi lantai 3 akan diterapkan sebagai zona wajib bahasa inggris. Jadi, anak-anak atau orangtua yang berada di lantai 3 harus menggunakan bahasa inggris dalam berkomunikasi dan belajar.

Untuk mendukung ide ini, Pendeta Naomi dan relawan membutuhkan 200-an kamus bahasa inggris dan akan dibagikan kepada anak-anak untuk menjadi buku saku pribadi.

“Ini harus dilakukan, untuk mendukung perkembangan jaman yang ada. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Memang ini susah, tapi harus kita coba,” jelasnya

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pendeta Naomi menyebarkan kebutuhan kamus bahas Inggrs lewat media sosial. Ini dimaksudkan, agar semua pihak yang ingin membantu dapat langsung menghubungi dirinya atau datang langsung ke kelompok belajar anak-anak Papua itu.

Baca Juga : Beberapa Hal Gratis di Seoul Korea Selatan

Bantuan Buku dan Kamus Gratis

Tepat di Hari Anak Nasional 23 Juli 2019, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Provinsi Papua sengaja bertemu anak-anak sekadar untuk bermain bersama dan memberikan buku kamus bahasa inggris bergambar, boneka, bahkan kebutuhan lainnya.

Kunjungan jurnalis perempuan di Papua ini, salah satunya untuk menjawab kebutuhan kamus bahasa Inggris yang saat ini dibutuhkan oleh kelompok belajar itu.

Ketua FJPI Provinsi Papua, Yuliana Lantipo berterima kasih dengan semua pihak yang sudah berbagi buku, boneka atau kelengkapan sekolah lainnya untuk anak-anak yang biasa melakukan belajar mengajar di lantai 3 Pasar Mama Papua.

“Kami juga berterima kasih kepada Pak Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua dan semua pihak yang sudah memberikan donasi hari ini. FJPI Papua sengaja menggalang sumbangan buku dan kamus dari berbagai pihak dan sesama jurnalis dan langsung diserahkan kepada kelompok bimbingan belajar di Pasar Mama Papua,” jelas Yulan,

FJPI Papua berharap donasi buku dan kebutuhan lainnya yang diserahkan hari ini, dapat meringankan beban relawan dan anak-anak dalam aktifitas setiap hari di lantai 3 Pasar Mama Papua

Hari Anak di Pedalaman Papua

Sementara itu, anak-anak di Kampung Digilmu, Distrik Muba, Kabupaten Nduga bersemangat pagi itu. Puluhan anak di pedalaman Papua sengaja dikumpulkan menjadi satu, bernyanyi bersama dan ikut menggambar dan mewarnai pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2019.

Satu per satu lembar kertas mewarnai dibagikan kepada anak-anak. Lembaran itu bergambar burung Garuda, Aku anak Papua dan bendera Merah Putih.

Anggota Satgas Yonif Raider 321/13/1 Kostrad merayakan hari anak nasonal yang diperingati setiap tanggl 23 Juli secara sederhana.di pedalaman Papua, daerah terpencil yang masih rawan dengan aksi dari kelompok separatis bersenjata

Satgas 321/GT terus menyemangati anak-anak di Mbua, bermain bersama. Terlebih aktifitas sekolah di kampung ini sudah tak berjalan sejak 7 bulan lalu.

“Kami juga mengajak orangtua untuk ikut membantu dan mengarahkan anak-anak dalam menggambar dan mewarnai, agar terus ada kekompakan antara anak dan orangtua,” kata Pasi Intel Satgas 321/GT, Letda Inf MP. Girsang,

Aktifitas yang dilakukan di Kampung Digilmu dilakukan sesuai dengan tema perayaan hari anak tahun ini yakni “Wujudkan lingkungan dan keluarga ramah anak, karena perlindungan anak dimulai dari keluarga dan lingkungannya,” katanya.

Ketua Jemaat Gereja Imanuel Kingmi Nduga, Pendeta Yohannes Kusumbre bersyukur masih ada yang bisa memfasilitasi kegiatan untuk anak-anak. “Dengan kegiatan ini anak-anak merasa senang dan ada aktifitas yang dilakukan,” ujarnya.